Selasa, 13 November 2012

My First Short Story - Alika and Andy



This is my first short story :) Enjoy reading guys 


Alika dan Andy

Sahabat buat aku seperti sebuah pelita yang selalu ada untuk menuntunku di jalan yang sangat gelap. Sahabat yang membuat aku banyak belajar banyak tentang arti kehidupan. Dan sahabat itu pula yang mengajariku tenatng cinta. Kembali teringat akan pertemuanku dengan sahabatku beberapa bulan yang lalu saat orientasi sekolah. Pada saat itu aku baru masuk disekolah ini, sekolah yang menurut aku luar biasa keren dari segi akademik maupun non-akademik. Saat orientasi aku selalu dekerjai oleh seorang kakak senior sampai membuat aku kadang jengkel, namun aku tak dapat menunjukkan perasaan itu, karena jika aku melawan pasti makin rumit masalahnya. Dia selalu mencari-cari kesalahanku agar dia bisa menghukumku dengan cara yang aneh-aneh misalnya hitungin jumlah daun di pohon, ukur lapangan sekolah pake sapu lidi seukuran jari telunjuk.betapa menjengkelkannya ! dan yang tak habis pikirnya hanya aku yang sering dikerjain habis-habisan. saat dia menghukumku, aku hanya bisa mengumpat dalam hati " untung aja kamu cakep, kalo gak mana mau aku ikutin permainan konyolmu itu". Mengingat moment itu hanya membuatku tertawa dalam hati, Andy . .andy dasar kamu." Hoi, lagi menghayal apaan nih ?", andi datang membuyarkan lamunanku tentangnya. " Andy ah ! kamu buat aku kaget tahu, jantungku hampir copot nih", kataku dengan mimik kesal. " Hahaha trus gue harus bilang wow gitu", Andy kembali meledekku " Yoi, sambil koprol juga tapi", kami pun tertawa terbahak - bahak.
***
yaa itulah kami Andy dan Alika, seorang sahabat yang dipertemukan di masa MOS. entah apa yang membuat andy menjadi baik kepadaku setelah MOS berakhir dan sekarang kami menjadi sahabat baik. Saat Andy meminta maaf dan meminta untuk menjadi temanku, kulihat dia begitu tulus. Yaa akhirnya kami pun berteman. Berteman dengan Andy membuatku sedikit risih, soalnya andy itu bintang top sekolah, seorang pemain basket, cakepnya jadi incaran cewek-cewek satu sekolah plus tajir lagi. dibanding dengan aku yang betul - betul sangat sederhana, yaa aku gak cantik - cantik amat sih, tapi gak juga jelek-jelek amat kok hahahah. Hari ini Andy mengajak aku, untuk melihat pertandingannya pada sore nanti. Padahal aku sebenarnya lagi gak kepengen keluar rumah. "Alika, ayolah nonton pertandingan aku bentar sore yaa, kan kamu belum pernah datang sebelumnya. Please alikaa", mohon andy padaku saat kami sedang istirahat. " Hmm gimana yaa, aku malas keluar rumah nih ndy, palingan entar sore juga hujan". " Yaa Alika, gak bakalan hujan kok, aku jamin deh", kata Andy sok tahu. " Tahu dari mana kamu ?" "soalnya aku udah telpon langit tadi biar entar sore gak hujan" Andy pun terkikik. "Huu sok tahu kamu", kataku sambil mencubit lengan andy. " Jadi gimana kamu mau ikut gak ?" , " Yaa udah deh, entar aku datang". Andy langsung berteriak kegirangan. belum pernah kulihat Andy berteriak segirang itu padahal aku hanya datang untuk melihat pertandingannya. Bukan memberikannya hadiah mobil. Aneh




***
Sore harinya, aku datang ke GOR tempat andy dan tim sekolah kami bertanding. Aku datang kesana dengan sedikit penyesalan karena harus bermacet-macet ria dan panasnya minta ampun. kalau bukan karena Andy merengek padaku seperti anak bayi, aku gak bakalan datang deh. untung saja aku betemu dengan Myhta teman satu kelasku, jadi kodongkolanku agak berkurang dan menikmati pertandingan hari ini.
Aku baru tahu kalo hari ini adalah pertandingan final bola basket antara tim sekolahku dan tim SMA Bunda Kasih. Pantasan aja Andy minta agar aku melihat pertandingan hari ini, supaya aku dapat melihat sendiri nantinya sekolahku apakah juara atau tidak. Pertandingannya berlangsung sangat alot, kedua tim memang mempunyai skills yang seimbang, namun dewi fortuna sepertinya berpihak pada tim kami. Tim sekolah kami pun keluar sebagai juara 1 dengan selisih skor yang amat tipis. Kulihat andy sangat bahagia dengan keberhasilan tim mereka, yaa itu cukup sebanding dengan penampilan andy yang lumayan menakjubkan tadi dalam mencetak banyak skor untuk tim sekolah kami. Saat pertandingan usai, aku berencana langsung pulang, karena Mhyta udah pulang duluan sebelum pertandingan usai. Aku tidak memikirkan Andy, karena aku pasti tahu tim mereka pasti akan mengadakan party sehabis pertandingan. jadi mana sempat andy mau menemuiku. " Alika . . Alika . . ", kulihat Andy memberikan isyarat agar aku tetap duduk dikursiku. Andy setengah berlari menghampiriku. "Ada apa Ndy ? Aku pikir kamu udah cabut barengan yang lain ?" kataku bingung. "Cabut gimana ? aku malah sempat was - was kamu udah pergi. Aku pengen traktir kamu. Soalnya kamu udah berbaik hati mau datang liat tim sekolah kita", kata andy sambil mengecek sesuatu alam tasnya. " Traktir, yo wesla. ayuk ", kalo masalah ditraktir aku maulah, secara gratisan gitu loh hahahahah. Kami pun pergi ke cafe favorit Andy dengan menggunakan motor kesayangannya.

***
" Alika, aku mau kasih sesuatu nih ke kamu ", kata andy setelah kami selesai makan, dan tinggal mencicipi dessert kami. " Apaan ? " kataku sambil menyeruput sisa es telerku. " Tadaaa Ini gelang persahabatan, mulai sekarang kita bukan lagi teman biasa tapi sahabat. Gimana kamu suka gak ?". Aku memperhatikan sejenak gelang itu. Bentuknya simple tapi unik. Berwarna coklat dengan sedikit warna merah.Menurut aku sih itu lebih cocok gelang couple tapi sih Andy bilangnya gelang persahabatan. " Kamu dapat darimana ? Iya aku suka" "Kamu gak perlu tahu itu dari mana, yang penting sekrang kita sahabat OK !" Aku hanya mengangkat bahu. lalu kami tertawa bersama - sama. entah apa yang kami tertawakan. Mulai pada saat itu aku mulai dekat dengan Andy sebagai seorang sahabat. KAmi banyak menghabiskan waktu bersama. Aku merasa Andy benar - benar sudah menjadi kakakku berhubung kakak laki-lakiku ada diluar kota, rindu padanya jadi terobati dengan kehadiran Andy yang bukan hanya sebagai sahabat tapi juga kakak yang baik buatku. Aku juga biasa menemani Andy belajar, meskipun aku gak tahu apa isi pelajarannya itu. secara kami kan beda tingkatan.Saat Andy mulai bosan untuk belajar aku selalu memberikan dia semangat. Aku juga sering memonton pertandingannya, atau sekedar menemani andy bermain bola basket dihalaman rumahnya. Aku baru tahu kalo ternyata ni adalah kali pertama Andy memliki seorang sahabat. aku tahu hal ini dari mamanya andy, saat aku berkunjung kerumahnya beberpa hari yang lalu. andy sering menceritkan tentang apa yang dialamninya kepada mamanya. Ternyata sih andy ini anak mami juga ckckck.

***
Banyak yang iri atas kedekatan kami, berkali-kali aku coba untuk menjelaskna pada fans-fans andi bahwa kami cuma sahabat biasa. malah untuk membuktikannya aku rela untuk jadi mak comblang. namun dari semua cewek-cewek cantik itu gak ada satupun yang Andy terima. Dia cuma bilang belum saplah, pengen fokus basketlah, apalah. aku jadi bingung, cewek idaman Andy itu seperti apa sih. cewek paling cantik disekolah aja ditolak. dasar aneh. jangan-jangan dia gak demen ama cewek kali yaa, , hiiiiii. Persahabatan kami berjalan begitu mulus, kami nyaris gak pernah musuhan, hanya ngambek-ngambekan aja. itu pun cuma sebentar baik lagi. Tapi persahabata kami betul - betul diuji saat andy terlibat suatu masalah. Pada suatu hari, dikelas andy, terjadi suatu masalah. temannya si calvin, berantem sama Juni tentang sesuatu yang gak jelas, si calvin secara membabi buta ngamuk dan nonjok si Juni habis - habisan. Andy yang baru masuk kelas berniat untuk melerai. Namun saat Andy berusaha melerai, pak kepala sekolah melihat kejadian tersebut dan menuduh andy dan calvin yang melakukan pengeroyokan. Pak Kepsek langsung bawa Juni ke rumah sakit karena mukanya udah hancur banget dan gak bisa ngomong. Saat orang tua Juni sampe di RS, mereka gak bisa terima anaknya digituin dan dengan penuh emosi mereka langsung nelpon polisi. Alhasil karena berada di TKP pada saat itu, Andy harus digiring juga kekantor polisi. Mendengar kabar itu aku syok berat, dan langsung menuju kelas andy yang ada dilantai bawah. Aku melihat andy dibawah oleh polisi. Dia sempat melihatku dengan tatapan sedih seolah dia mau bilang kalo dia gak seburuk yang aku lihat saat itu. itu kali pertama aku menjadi sedih karena Andy.
Beberapa jam kemudian, baru diketahui kalo Andy gak terkait kasus itu, cuma dia hanya sebagai saksi akhirnya Andy boleh pulang . dan juga berhubung orang tua Juni, sudah memaafkan calvin maka calvin pun dibebaskan namun tetap mendapatkan hukuman dari sekolah. Tapi ternyata Andy tidak mau kesekolah keesokan harinya. mungkin ia masih merasa terpukul akan kejadian tersebut. Aku coba menghubungi Andy tapi selalu tulalit. 2 hari 3 hari Andy gak kunjung muncul.Aku mulai was - was apa yang terjadi ama Andy. Saat aku berkunjung kerumahnya dia selalu gak ada. Aku jadi bingung ama sikap andy. 1 minggu sudah Andy gak masuk. Selama itu pula hidupku begitu sepi tanpa andy. Seolah waktu berjalan sangat lama. Aku rindu dengan Andy, , sangat rindu.
Hari ini aku mencoba untuk menunggu andy seperti yang kulakukan 1 minggu belakangan ini. menunggu andy sampe jam 4 sore. sempat aja andy datang kesekolah untuk bermain basket bersama teman-temannya untuk melepaskan semua bebannya. Jam sudah menunjukkan pukul 3 sore, sekolah makin sepi tinggal beberapa orang saja kakak kelas aku yang juga teman-teman andy. mungkin ada feeling andi akan datang hari ini, aku sengaja membuatkan cemilan kesukaannya, yang dari tadi aku peluk. Aku menjadi patah semangat untuk menunggu ANdy, dan memutuskan untuk pulang saja. Tapi tiba - tiba aku melihat mobil andy yang baru bulan lalu ia beli, sedang parkir. Aku menjadi deg-degan menunggu andy turun dari mobilnya.  Dan ya itu Andy, dia turun dari mobil dan menuju pintu gerbang. Tapi aku gak berani melihat andy. apalagi menghampirinya. JAdi kuputuskan untuk menunggu Andy yang menghampiriku duluan. Lama baru andy menghampiriku, karena ia harus bercerita dulu dengan teman-temannya. Andy mulai berjalan kearahku. Aku begitu deg-degan, apa yang terjadi padaku. “ Kamu udah dari tadi nunggu aku ya ?”, katanya sambil duduk disampingku. “Aku udah nunggu kamu sejak seminggu yang lalu tau”, tak kuasa aku menahan air mataku yang begitu rindu dengan dia, namun cepat2 kuhapus air mataku itu. “ Kamu nunggu aku ? “ Andy lalu membungkuk dihadapanku dan meraih kedua tanganku. “ Kamu benar nunggu aku Alika ? Aku kira kamu udah gak mau jadi sahabatku lagi setelah melihat kejadian 1 minggu yang lalu. Terima kasih Alika”, dia menarikku untuk berdiri. Aku jadi bingung dengan tingkah Andy. “Alika, aku ingin kamu tahu kalo selama ini, aku berharap tidak hanya menjadi seorang sahabat, tapi seseorang yang kamu cinta lebih dari seorang sahabat. Aku gak berani ungkapin perasaanku ke kamu Alika sejak pertama kita bertemu saat mas orientasi dulu, karena aku lihat kamu biasa aja ke aku. Agar aku tetap bisa dekat dengan kamu, aku memutuskan untuk menjadikanmu sahabat. Meskipun hatiku sakit. Kini kamu tahu semua sekarang. Alika, aku cinta sama kamu, aku gak berharap kamu mau jadi pacar aku, tapi aku cukup bahagia karena kamu mau menunggu aku” Andy lalu memelukku dengan erat. Aku sangat kaget tapi ketika Andy memelukku, aku merasa andy begitu ingin menjagaku, dan ada perasaan aman dan bahagia saat itu. Tak terasa air mataku jatuh. “Alika kamu kenapa nangis ?” seraya menghapus air mataku. Aku mencoba untuk tersenyum tapi rasanya aku ingin nangis sekencang-kencangnya entah perasaan apa ini. “ Gak kok, ni aku bawain cemian kesukaan kamu”, aku berupaya untuk mengalihkan topik, tapi sepertinya Andy tahu apa yang ada dipikiranku. “ Alika, aku sayang ama kamu ? Apakah kamu juga punya perasaan itu ?” tanya andy padaku. Aku diam sejenak, mencerna situasi apa yang terjadi saat ini. Dan akhirnya aku mengambil kesimpulan dari semua tingkahku selama 1 minggu ini menunggunya. “ Aku juga sayang kamu Ndy, sayang banget” aku mencoba untuk tidak menangis. Andy kembali memelukku dengan erat kali ini penuh dengan kasih sayang, aku bisa merasakannya. Dan rasanya aku gak ingin moment ini berakhir. Tapi kami di kagetkan dengan keriuhan teman Andy yang ternyata sedari ngintipin kami. “ Cieee sahabat jadi pacar nih yee” mereka semua tertawa terbahak-bahak.  Kami pun ikut tertawa bersama, dan untuk pertama kalinya aku deg-degan disamping andy seperti orang yang sedang jatuh cinta.

***
Gak terasa kami udah setahun jadian, sekarang Andy udah kelas 3 dan bentar lagi ujian nasional. Dan aku sekarang udah kelas 2 . ternyata jadi pacar andy tuh ada gak enaknya juga. Bayangin aja tiap hari aku harus hadapin fans-fans andy yang brutalnya minta ampun. Mereka selalu nge-bully aku. Ada-ada aja tingkah laku mereka tiap hari yang buat aku merasa sekolah ini bagai neraka. Namun aku gak berani ngomong ama Andy. Aku cuma berusaha sabar dan diam. Aku gak mau buat fans-fans andy benci ama aku karena aku tukang ngadu. Aku tahu kalo aku laporin ke Andy solan ulah mereka tiap hari mereka gak bakal berani deketin aku lagi. Tapi aku gak mau lakuin hal itu. Ini juga demi karir andy di tim basket sekolah. Aku lebih baik memilih putus dari andy dari pada kena masalah sama temen-temen basketnya cuma gara-gara aku. Banyak ulah mereka yang bikin aku sedih dan terkadang bikin aku marah. Mereka pernah coret-coret meja aku dengan tulisan “Si ganteng dan siburuk rupa”. Lempari aku dengan tepung, sengaja numpahin jus dibaju aku saat kamu berpapasan dikantin. Aku mau nangis dan minta putus dari Andy, tapi aku sadar secepat itukah aku menyerah ?. Aku bangkit lagi meskipun harus dapat perlakukan buruk tiap hari. Tapi Andy tak pernah tahu hal itu. Aku berusaha terlihat baik-baik saja dihadapan andy. Seperti pada hari itu saat fans-fans andy sengaja menempelkan permen karet di kursiku. Alhasil permen karet itu tertempel di rok ku. Dan aku butuh kira2 sejam untuk membersihkannya. “ Alika, kamu dari mana ? Aku cariin kamu kemana-mana ternyata disini rupanya” senyum andy padaku saat kami berpapasan didepan toilet. “ Oh, emm, eng tadi aku dari perpus “ kataku sambil berusaha ceria namun tidak berhasil. “ Tapi kok mukamu kayak capek gitu ? Kenapa ?” seraya memegang pipiku. “ Gak apa-apa kok Ndy, aku baik-baik aja, yuk kekelas” aku langsung menarik tangan andy, dia kelihatan bingung tapi kubiarkan saja.
Namun lama-kelamaan fans-fans Andy bosan juga ngerjain aku, mungkin mereka kasian ato nyerah. Atau mereka jadi baik karena aku gak pernah sekalipun mengadu pada Andy. Apalagi saat aku masuk rumah sakit gara-gara ulah mereka. Saat itu aku memang lagi sakit, kepalaku agak pening. Aku hendak menuju ke kolam renang yang ada dibelakang sekolah untuk mengambil botol airku kemarin yang tertinggal disana. Namun saat hendak kembali mereka malah dorong aku kekolam renang. Aku masih bisa mendengar mereka tertawa dengan sangat puas saat berhasil membuatku basah kuyup. Mereka lalu bergegas pergi sementara aku berusaha sekuat tenaga untuk keluar dari kolam renang tersebut. Kurasakan kepala makin sakit saat sudah berada di pinggir kolam renang an aku pun tidak tahu apa yang terjadi lagi selanjutnya. Saat aku bangun Andy sudah ada disampingku, dia tertidur. Mungkin dia kecapaian menungguku bangun. Kulihat dia memegang tanganku. Aku jadi sangat terharu dan sedikit sedih, karena merepotkan Andy lagi.  Baru aku mau mengelus rambutnya dia sudah terbangun. “ Alika, kamu sudah bangun sayang ? “ katanya sambil mengusap rambutku. Aku Cuma bisa menganguk kepalaku masih terasa pening. “Apa yang terjadi tadi Alika ? Kenapa kamu bisa tercebur ke kolam ? Untung ada pak satpam yang langsung membawa kamu kemari. Aku sangat kanget mendengar kamu ada disini” andy kelihatan begitu cemas. Ingin sekali rasanya kuungkap keusilan fans-fansnya tapi aku masih mencoba untuk tetap sabar. “ Gak apa-apa, aku Cuma terpeleset tadi. Maaf Andy, membuat kamu cemas dan repot”, kataku sambil menahan air mataku. “Alika kenapa mesti harus minta maaf, malah aku yan harusnya minta maaf ke kamu karena tidak bisa menjagamu dengan baik. Alika, aku takut kehilangan kamu” Andy memegang erat tanganku. Aku cuma tersenyum dan diam. Kulirik jam dinding sudah menunjukkan jam 4 sore. Kalau jam segini biasanya Andy harus latihan basket. Sebenarnya aku ingin lebih lama ditemani Andy tapi aku gak mau di mengorbankan latihan basketnya hanya demi aku. “ Andy, lebih baik kamu pulang, kan hari ini kamu ada latihan basket, sana gih nanti kamu telat. Bentar lagi ibu datang kok “ kataku dengan suara  parau. “Kamu yakin gak apa-apa? Aku nemenin kamu disini aja deh. Latihan basketkan masih ada besok” Andy enggan untuk pergi. Aku coba untuk meyakinkan Andy bahwa aku akan baik-baik saja meskipun aku ingin Andy selalu ada disampingku. Tapi aku tidak boleh manja, aku harus kuat. Akhirnya dengan berat hati Andy pergi, saat Andy pergi ada perasaan takut menghampiriku. Aku takut jika Andy harus meninggalkan aku nantinya saat dia sudah lulus nanti. Aku sungguh butuh dia.

***
Waktu terus berjalan tak terasa Andy sebentar lagi akan mengikuti ujian nasional. Meskipun Andy mulai agak sibuk dengan persiapan menjelang ujian tapi dia tidak pernah lupa sama aku. Kami masih selalu menyempatkan waktu bersama untuk sekedar jalan-jalan, atau menemani Andy belajar. Disekolah pun Andy masih sering mengajak aku untuk makan dikantin meskipun aku sering kali menolak. Ini yang aku suka dari Andy, sesibuk apapun dia, pasti dia selalu menyempatkan waktunya untuk orang-orang yang dicintainya. “ Alika, pacar kamu dihukum tuh dilapangan”, Myhta membuyarkan lamunanku. Aku bergegas keluar kelas untuk melihat Andy. Dan benar saja dia lagi dihukum dibawah tiang bendera. “huu dasar Andy jelek, udah tahu mau ujian masih aja cari masalah”, gerutuku dalam hati. Andy melihatku dari bawah, tapi ia malah tertawa. Dengan jengkel aku menghampiri dia. Aku ingin marah tapi Andy menarik tanganku. “ Alika kamu temenin aku disini yaa” dia memegangi tanganku. Pertama aku jengkel namun lama-kelamaan kami malah tertawa bersama. Untung saja pada jam itu kelas aku gak ada guru dan cuaca juga mendung jadi aku bersedia menemaninya. Andy . . . andy kau memang istimewa. Saat itu adalah yang paling membahagiakan buatku bersama Andy.

***
Saat yang paling kutakutkan akhirnya datang juga. Andy akhirnya lulus dengan nilai yang lumayan memuaskan. Aku sangat bangga padanya namun disisi lain aku takut dia pergi. Aku bisa melihat kegembiraan Andy bersama teman-temannya dari kejauhan. Ada perasaan yang aneh dalam diriku. Seolah aku gak ingin kalo Andy lulus, aku pengen dia bareng sama aku nanti. Huu betapa jahatnya aku. Melihat wajah Andy yang bahagia malah membuatku ingin nangis. Andy, can you stay here with me ? Aku terus memperhatikan Andy, tapi entah kenapa Andy tiba-tiba hilang. Ternyata Andy sudah ada disampingku. “ Alika, kenapa kamu tidak kesana merayakan kelulusan bareng kami ? “ tanya Andy yang sepertinya sudah bisa membaca hatiku saat itu. Aku tidak menjawab, aku sangat sedih. “Alika, aku sudah diterima di salah perguruan tinggi di Amerika, mungkin 2 hari lagi akan pergi”, Andy mencoba mengetesku, namun aku malah mengajukan pertanyaan yang aneh, yang sebetulnya belum pernah kutanyakan padanya. “ Andy, apa yang buat kamu suka sama aku ? Aku gak cantik, gak kaya, pokoknya gak banget deh”. Dia terdiam sejenak. “ Kamu tulus menungguku. Kamu tidak pernah menjauhi aku jika kau salah. Kau selalu menungguku. Aku gak pernah mau menilai orang hanya dari penampilan fisiknya saja, tapi apa betul dia sungguh tulus padaku. Dan kamulah orang Alika “ dia menatapku. Aku tak bisa lagi menahan emosiku. Kalau dia yang sering pertama memelukku, kini aku duluan yang memeluknya. Dalam pelukannya aku menangis sejadi – jadinya. Aku melampiaskan semua kesedihanku. Saat aku tahu dia terlibat masalah, saat kami jadian, saat aku di-bully fans-fansnya dan sampai saat ini dia gak pernah tahu, saat aku sakit sampai masuk rumah sakit, dan sekarang saat aku harus berpisah dengannya. Perasaanku bercampur aduk. Aku ingin menghentikan tangisanku tapi entah kenapa aku tidak bisa. Mungkin memang agak lebay tapi aku sungguh takut dia pergi dan membuatku menunggu lagi. Andy bingung akan sikapku, tapi dia membiarkan aku untuk meluapkan semua emosiku. Andy kau memang malaikat pelindungku. Andy menatapku dan memegang kedua pipiku, “ Alika, maukah kau menungguku lagi ? Aku berjanji akan belajar dengan sungguh-sungguh, agar kelak kalau aku lulus nanti dan menjadi sukses aku akan membahagiakan engkau selamanya”, andy menghapus air mataku. Aku menguatkan diriku dan mencoba untuk tersenyum. “ Nungguin kamu ? Siapa takut ! Aku juga akan berusaha biar aku dapat beasiswa nanti dan bisa kuliah di universitas yang bagus seperti kamu. Berapa lama aku harus nunggu kamu ? 4 tahun ? Itumah gampang. Aku disini nungguin kamu. Selalu”, aku gak sanggup natap mata Andy. “Alika aku beruntung memiliki kamu, aku pasti kembali Alika, aku sayang kamu” dia memelukku lagi. Aku tak menjawabnya karena aku lebih menyayangimu Andy. Hari itu hari perpisahanku dengan Andy. Meskipun dia sangat jauh, aku yakin dia akan kembali untukku. Meskipun aku gak bisa merasakan pelukannya lagi aku tetap yakin, dia selalu ada denganku dalam doa. Semoga berhasil Andy di Amerika. Salam sayang, Alika.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar